Melaku nang endi?

saiki siro tekan blog (www.ukasy45.blogspot.com) Melaku-melaku, melayu-melayu, pegel, katok, turu, bangkrong, mangan, ngombe, ngising, nelek, cawik, cewok dewe, gak usah ngalem, umbelmu bleber, hahahahhaha...guyon tok isine.... www.ngakak.no.comment

Senin, 11 November 2013

Keistimewaan Hari ‘Asyura (10 Muharram)

Hari ‘Asyura berasal dari bahasa arab yang artinya hari ke sepuluh di bulan Muharram. Hari ini memiliki keistimewaan tersendiri di dalam islam. Nabi Muhammad saw. biasa berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk melakukan hal serupa.

Keistimewaan Hari ‘Asyura (10 Muharram)

Dalam sebuah hadits kita dapat melihat bahwa ternyata tanggal 10 Muharram merupakan tanggal yang istimewa dalam sejarah kenabian.
“Tatkala Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini. Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari)
Hari asyura’ merupakan hari bersejarah bagi umat islam, dimana bertepatan pada tanggal 10 Asyura’ ini terjadi beberapa peristiwa penting yang antara lain sebagai berikut :
Nabi Nuh AS. Umatnya yang ingkar, kufur dan syirik dihancurkan serta dibinasakan oleh Allah swt, dengan banjir topan selama enam bulan lamanya. Setelah banjir surut, kemudian Nabi Nuh as dan pengikut-pengikutnya berjumlah kurang lebih 80 orang turun dari kapal dengan aman serta selamat tepat pada tanggal 10 Muharram.
Nabi Ibrahim AS. keluar dengan selamat dari api unggun yang dinyalakan Raja Namrud untuk membakarnya, tepat pada tanggal 10 Muharram. Allah telah memerintahkan api unggun itu untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Allah berfirman

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِى بَردًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.

Kami telah berfirman, “Wahai api jadilah dingin dan selamat atas Ibrahim.” (QS: Al Anbiya 69).
Nabi Musa AS dan ummatnya mendapat kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. dengan hancurnya Fir’aun beserta bala tentaranya yang ditenggelamkan Allah di lautan tepat pada 10 Muharram. Karena itu setiap 10 Muharram Nabi Musa berpuasa dengan menghaturkan syukur kepada Allah swt.
Nabi Adam AS, diampu serta diterima taubatnya setelah memakan buah khuldi, yang menyebabkan beliau dihukum oleh Allah SAW dan diturunkan ke dunia ini. Dengan kesalahan itu beliau bertaubat selama bertahun - tahun lamanya. 
Nabi Idris AS, diangakat menuju tempat yang tinggi (langit). 
Nabi Yusuf AS, dikeluarkan dari penjara. 
Nabi Ya’kub AS,dikembalikan / disembuhkan penyakit mata beliau. 
Nabi Ayyub AS, dibuka / diselamatkan dari mara bahaya. 
Nabi Yunus AS, dikeluarkan dari dalam perut ikan khut. 
Nabi Daud AS, diampuni segala dosa – dosanya. 
Nabi Sulaiman AS, diberikan kerajaan untuk enyambut kedatangan ratu Bilqis. 
Nabi Muhammad SAW, Di ampuni segala dosa baik yang telah lampau maupun yang belum dikerjakannya. Semua kejadian tersebut di yakini terjadi pada hari Asyura’ ini.

Beberapa Amaliyah Hari Asyura’

Beberapa amaliyah sunah yang penting dan perlu untuk dilakukan bertepatan dengan hari asyura’ ini ada 12 macam diantaranya :

1.      Berpuasa.

Puasa di hari asyura’ merupakan rutinitas para Nabi, dan barang siapa berpuasa di hari Asyura’ ini maka seolah-olah ia telah berpuasa selama satu tahun penuh. Dijelaskan juga bahwa berpuasa pada tanggal sembilan hukumnya juga sunnah. Tidak ada orang yang bisa melakukan puasa selama itu dan memang tidak boleh berpuasa yang bertepatan dengan 2 hari raya yskni idul fitri dan idul adha serta 3 hari tasyriq setelah idul adha.
Kebiasaan berpuasa di hari ‘Asyura ini sepertinya sudah dilakukan Nabi saw. sejak awal kenabian. Hal ini tersirat dari hadits berikut.
Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Jadi, setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, puasa Muharram di hari ‘Asyura menjadi sunnah hukumnya. Sebelumnya Rasulullaah saw. sangat menekankan agar kaum muslimin berpuasa di hari ke sepuluh bulan muharram itu.
Keutamaan puasa ini juga sangat besar sehingga Nabi saw. menekankan dalam haditsnya:
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram,… [HR Muslim]
Dan tentang puasa ‘Asyura, pahalanya adalah pengampunan atas dosa setahun sebelumnya:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,

وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ

“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisamenggugurkan dosa setahun yang lalu”. [Sunan Abu Dawud]

Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura

Puasa Muharram atau ‘Asyura sebagaimana tersirat pada arti kata ‘asyura adalah pada 10 Muharram. Namun ada satu riwayat hadits yang mengindikasikan bahwa Nabi saw. akan melaksanakan puasa ini pada tanggal 9 Muharram sebagai cara untuk tidak menyamai dengan orang-orang Yahudi dan Nashrani yang pada saat itu merayakan hari ‘asyura. Namun hal ini belum sempat dilakukan oleh Nabi saw. karena beliau telah wafat.
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)” [HR Muslim]
Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda, “Puasalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pelaksanaan puasa yang paling selamat adalah tanggal 9 dan 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebagai kebiasaan Nabi saw sebelumnya dan ditambah dengan puasa tanggal 9 (puasa Tasyu’a) sebagai pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani. Ada pula yang menambahinya pada hari setelah asy-syura’ yakni tanggal 11-nya seperti keterangan dalam kitab i’anah at-thalibiin.

2.   Sholat sunnah.

Sholat ini dilakukan sebanyak 4 roka’at, dengan membaca hamdalah 1 kali dan membaca qul huwalloohu ahad sebanyak 51 kali di setiap roka’atnya. “Barang siapa melakukan sholat seperti ini, maka akan diampuni dosa-dosa yang telah ia perbuat selama 50 tahun”. Belum tentu usia kita kelak mencapai 50 tahun, dan tak ada orang yang usianya melebihi 50 tahun yang tidak pernah melakukan satu dosa pun. Dan menurut kami dosa 50 tahun disini adalah dosa yang berhubungan dengan haq Allah SWT, bukan haq adami. Sebab haq adami akan diampuni setelah dimaafkan oleh orang yang kita dzalimi.

3.      Mempererat tali silaturrahim.

Kita dilarang memutuskan tali sillatur rahim, dan bahkan dalam suatu hadist disebutkan bahwa haram hukumnya mendiamkan sesama muslim melebihi 3 hari. Jika mungkin kita telah melanggar aturan ini, maka inilah saat yang tepat bagi kita untuk bertaubat dan memperbaiki tali sillatur rahim yang kita putuskan.

4.      Mengunjungi orang-orang alim.

Ziarah orang alim akan membuat kita tentram, baik orang alim yang masih hidup dengan sowan pada para kyai atau tokoh alim ulama’ maupun orang alim yang telah wafat dengan melakukan ziarah qubur.

5.      Menjenguk orang sakit.

“Barang siapa menjenguk orang sakit di hari asyura’ ini, maka ia telah menjenguk setiap orang sakit di dunia ini.” Sungguh sangat besar pahala orang yang mau menjenguk saudaranya yang sedang sakit. >>>>>kalo mau lebih banyak orang sakit, njenguknya ya di rumah sakit. Hahaha…..(just kidd)<<<<<

6.      Memakai celak

Celak adalah Alat yang bisa digunakan untuk membuat alis mata lebih hitam. Namun memakai celak seperti ini dihukumi haram oleh sebagian ulama’ hanafy, dan oleh pengarang kitab Jam’ut ta’aaliq dihukumi makruh sebab pada hari as-syura’ ini bertepatan dengan peristiwa Sahara Nainawa dimana Sayyidina husein beserta ahlu bait Rasulullah dibantai dan darah sayyidina husein digunakan sebagai “Celak” oleh Yazid dan puteranya. EYD-nya celak apa-an ya???? lupa saya…. @_@

7.    Mengusap dan berbuat kebaikan terhadap anak-anak yatim.

“Barang siapa melakukannya, maka seolah ia telah merawat setiap anak yatim di dunia ini.” Kebanyak santunan yatim piatu diselenggarakan di bulan muharram karena mengikuti hadist ini. “Kalo mengusap yach paling tidak memberi saku pada mereka buk…..” ^_^

8.      Memperbanyak sedekah.

“Barang siapa bersedekan dengan seteguk air kepada orang lain di hari asyura’ maka ia akan merasakan tegukan air di hari yang sangat menghauskan kelak (ketika hari qiyamat) dan ia tidak akan pernah merasakan haus selamanya setelah minum air tersebut kelak dan seolah – olah ia tidak pernah berbuat durhaka kepada Allah sekejap mata pun. Dan barang siapa bersedekah dengan sekali sedekahan, maka ia seolah selalu bersedekah kepada setiap pengemis yang meminta-minta padanya”. Sedang kita meyakini bahwa sedekah yang kita lakukan dapat menghindarkan kita dari berbagai macam bala’ (kesengsaraan).

9.      Mandi sunnah.

Sebagaimana mandi wajib yang dilakukan setelah seseorang junub (hadas besar). “Barang siapa mandi dan membersihkan diri di hari asyura’, maka ia tidak akan terkena penyakit apapun di tahun itu, kecuali sakitnya mati.” Sehat itu mahal.

10.  Memperluas rizqi kepada keluarga.

“Barang siapa memperluas rizqi dengan harta sendiri (kalau orang desa sering di ibaratkan dengan membuat menu makanan yang berbeda atau lebih baik dari hari-hari biasanya), maka akan diperluas rizqi orang tersebut selama 1 tahun yang akan dihadapinya”.

11.  Mengguntingi kuku.

12.  Menghidupkan malam hari asyura’ dengan memperbanyak dzikir dan membaca Q.S Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.

“Barang siapa menghidupkan malam asyura’ dengan beribadah kepada Allah SWT, maka seolah-olah ia telah beribadah seperti ibadahnya para malaikat di langit”.
Imam al-ajhury mengatakan bahwa barang siapa mengucapkan doa : Hasbunalloh wa ni’mal wakiil, ni’mal maula wa ni’man nashir (Cukup bagi kita Allah dzat pemberi nikmat, kemulyaan  dan pertolongan) sebanyak 70 kali di malam hari as-syura’ maka ia akan dihindarkan dari berbagai macam keburukan di tahun yang akan dihadapinya.
Dalam kitab fath al-barri disebutkan bahwa : ada beberapa kalimat do’a yang barang siapa mengucapkannya di hari asyura’ maka ia akan diselamatkan dari matinya hati. (mati hati lebih berbahaya di banding matinya jasad ini).
Do’a tersebut adalah :

سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانَ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ وَالْحَمْدُ لِلهِ مِلْءَ الْمِيْزَانَ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ وَاللهُ أَكْبَرْ مِلْءَ الْمِيْزَانَ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَى مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وِالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ كُلِّهَا وَالْحَمْدُ لِلهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ كُلِّهَا وَاللهُ أَكْبَرْ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ كُلِّهَا أَسْئَلُكَ السَّلَامَةْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Kurang lebi artinya : kalimah Subhanallah (Mahasuci Allah) akan memenuhi mizan (timbangan amal), menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi penghias Arsy (Singgasana Allah).  kalimah Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) akan memenuhi mizan, menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi penghias Arsy. kalimah Allahu akbar (Allah Maha Besar) akan memenuhi mizan, menjadi ilmu yang tinggi, menjadi pusat ridlo, menjadi penghias Arsy. Tiada yang menyelamatkan dari murka Allah kecuali hanya Allah. Maha suci Allah pemberi syafa’at/pertolongan, sebanyak kalimat(tanda kekuasaan)-MU semuanya. Segala puji Bagi Allah pemberi syafa’at/pertolongan, sebanyak kalimat(tanda kekuasaan)-MU semuanya. Maha besar Engkau ya Allah pemberi syafa’at/pertolongan, sebanyak kalimat(tanda kekuasaan)-MU semuanya. Aku memohon keselamatan dengan rahmat-MU, wahai dzat yang paling berkasih sayang. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari-MU Allah yang maha tinggi dan maha Agung. Shalawat dan Salam semoga senantiasa Engkau curahkan ke haribaan junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semuanya. Segala puji bagi Engkau yaa Allah Tuhan semesta Alam.
yang belum bisa membaca tulisan arab seperti diatas, baca nie : “Subhaanallohu mil ul miizaana wa muntahal ilmi wa mablaghor ridho wa zinatal arsy, walhamdulillahi mil ul miizaana wa muntahal ilmi wa mablaghor ridho wa zinatal arsy, walloohu akbaru mil ul miizaana wa muntahal ilmi wa mablaghor ridho wa zinatal arsy, laa malja a wa laa manjaa minalloohi illaa ilaihi. Subhaanallohu ‘adadas syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillahit taammaati kullihaa, walhamdulillahi ‘adadas syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillahit taammaati kullihaa,walloohu akbaru ‘adadas syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillahit taammaati kullihaa. As alukas salaamata bi rohmatika yaa arhamar roohimiin. Wa laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adhiim. Wa shollalloohu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shohbihii ajma’iina. Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin. Amin.

Semoga bermanfaat.
Sumber :
2.  Syekh Abu Bakar bin As-sayyid Muhammad Syatho ad-dimyati al-mishri, Kitab I’anatut Tholibiin juz : 2, Bandung : Syarikah al-ma’arif, halaman 266 – 267