Keistimewaan Hari ‘Asyura (10 Muharram)
Hari ‘Asyura berasal dari
bahasa arab yang artinya hari
ke sepuluh di bulan Muharram. Hari ini memiliki keistimewaan
tersendiri di dalam islam. Nabi Muhammad saw. biasa berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan umatnya untuk melakukan hal serupa.
Keistimewaan Hari
‘Asyura (10 Muharram)
Dalam sebuah hadits kita dapat
melihat bahwa ternyata tanggal 10
Muharram merupakan tanggal yang istimewa dalam sejarah
kenabian.
“Tatkala Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang
Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam
bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik,
pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa alaihis
salam berpuasa pada hari ini. Nabi shalallaahu ‘alaihi
wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi).
Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk
melakukannya”. (HR. Al Bukhari)
Hari asyura’ merupakan hari bersejarah bagi umat islam, dimana
bertepatan pada tanggal 10 Asyura’ ini terjadi beberapa peristiwa penting yang
antara lain sebagai berikut :
Nabi Nuh AS. Umatnya yang ingkar, kufur dan syirik dihancurkan serta dibinasakan oleh
Allah swt, dengan banjir topan selama enam bulan lamanya. Setelah banjir surut,
kemudian Nabi Nuh as dan pengikut-pengikutnya berjumlah kurang lebih 80 orang
turun dari kapal dengan aman serta selamat tepat pada tanggal 10 Muharram.
Nabi Ibrahim AS. keluar dengan
selamat dari api unggun yang dinyalakan Raja Namrud untuk membakarnya, tepat
pada tanggal 10 Muharram. Allah telah memerintahkan api unggun itu untuk
menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Allah berfirman
قُلْنَا
يَا نَارُ كُونِى بَردًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.
Kami telah berfirman, “Wahai api jadilah dingin dan selamat atas
Ibrahim.” (QS: Al Anbiya 69).
Nabi Musa AS dan ummatnya
mendapat kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. dengan hancurnya Fir’aun
beserta bala tentaranya yang ditenggelamkan Allah di lautan tepat pada 10
Muharram. Karena itu setiap 10 Muharram Nabi Musa berpuasa dengan menghaturkan
syukur kepada Allah swt.
Nabi Adam AS, diampu serta
diterima taubatnya setelah memakan buah khuldi, yang menyebabkan beliau dihukum
oleh Allah SAW dan diturunkan ke dunia ini. Dengan kesalahan itu beliau
bertaubat selama bertahun - tahun lamanya.
Nabi Idris AS, diangakat menuju
tempat yang tinggi (langit).
Nabi Yusuf AS, dikeluarkan dari
penjara.
Nabi Ya’kub AS,dikembalikan /
disembuhkan penyakit mata beliau.
Nabi Ayyub AS, dibuka /
diselamatkan dari mara bahaya.
Nabi Yunus AS, dikeluarkan dari
dalam perut ikan khut.
Nabi Daud AS, diampuni segala
dosa – dosanya.
Nabi Sulaiman AS, diberikan
kerajaan untuk enyambut kedatangan ratu Bilqis.
Nabi Muhammad SAW, Di ampuni
segala dosa baik yang telah lampau maupun yang belum dikerjakannya. Semua
kejadian tersebut di yakini terjadi pada hari Asyura’ ini.
Beberapa Amaliyah
Hari Asyura’
Beberapa amaliyah sunah yang penting dan perlu untuk dilakukan
bertepatan dengan hari asyura’ ini ada 12 macam diantaranya :
1. Berpuasa.
Puasa di hari asyura’ merupakan rutinitas para Nabi, dan barang
siapa berpuasa di hari Asyura’ ini maka seolah-olah ia telah berpuasa selama
satu tahun penuh. Dijelaskan juga bahwa berpuasa pada tanggal sembilan hukumnya
juga sunnah. Tidak ada orang yang bisa melakukan puasa selama itu dan memang
tidak boleh berpuasa yang bertepatan dengan 2 hari raya yskni idul fitri dan idul
adha serta 3 hari
tasyriq setelah idul adha.
Kebiasaan berpuasa di hari ‘Asyura ini sepertinya sudah dilakukan
Nabi saw. sejak awal kenabian. Hal ini tersirat dari hadits berikut.
Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,
كَانَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ
عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ
أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura.
Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari
‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh
berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)
Jadi, setelah diwajibkannya puasa Ramadhan, puasa Muharram di hari
‘Asyura menjadi sunnah hukumnya. Sebelumnya Rasulullaah saw. sangat menekankan
agar kaum muslimin berpuasa di hari ke sepuluh bulan muharram itu.
Keutamaan puasa ini juga sangat besar sehingga Nabi saw.
menekankan dalam haditsnya:
Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah
(bulan) Muharram,… [HR Muslim]
Dan tentang puasa ‘Asyura, pahalanya adalah pengampunan atas
dosa setahun sebelumnya:
Dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,
وَصَوْمُ
يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة
َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisamenggugurkan dosa setahun yang lalu”.
[Sunan Abu Dawud]
Waktu Pelaksanaan
Puasa ‘Asyura
Puasa Muharram atau ‘Asyura sebagaimana tersirat pada arti kata
‘asyura adalah pada 10 Muharram. Namun ada satu riwayat hadits yang
mengindikasikan bahwa Nabi saw. akan melaksanakan puasa ini pada tanggal 9
Muharram sebagai cara untuk tidak menyamai dengan orang-orang Yahudi dan
Nashrani yang pada saat itu merayakan hari ‘asyura. Namun hal ini belum sempat
dilakukan oleh Nabi saw. karena beliau telah wafat.
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal
sembilan (Muharram)” [HR Muslim]
Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah SAW bersabda, “Puasalah
kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.”
(HR. Muslim).
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pelaksanaan puasa yang
paling selamat adalah tanggal 9 dan 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram sebagai kebiasaan Nabi saw sebelumnya dan ditambah dengan puasa tanggal 9 (puasa Tasyu’a)
sebagai pembeda dengan kebiasaan orang Yahudi dan Nashrani. Ada pula yang
menambahinya pada hari setelah asy-syura’ yakni tanggal 11-nya seperti
keterangan dalam kitab i’anah at-thalibiin.
(HR. Muslim).